Serangan (GATRANEWS) –
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di pesisir selatan Banten mewaspadai potensi tsunami setinggi 30 meter.
Menurutnya, kemungkinan terjadinya tsunami di pesisir selatan Banten sebenarnya bukan hal baru, namun sudah ada sejak lama, demikian hasil penelitian ilmiah yang kemudian dirilis lembaga penilai tersebut. Teknologi Terapan (BPPT), BMKG dan lembaga lainnya.
Kemungkinan gelombang tsunami setinggi 30 meter, di perairan selatan Jawa, tempat pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Gempa tektonik berkekuatan 5 atau lebih rendah sering terjadi di dua lempeng di perairan selatan Banten.
Oleh karena itu, masyarakat di pesisir selatan Kabupaten lebak dan pandeglang di Provinsi Banten harus selalu waspada terhadap kemungkinan tsunami.
“Jika terjadi gempa besar, kami meminta warga untuk segera mengungsi secara mandiri ke ketinggian yang aman dan tidak menunggu alarm,” jelasnya.
Ia mengatakan hal itu berdasarkan hasil kajian ilmiah tentang kemungkinan terjadinya gelombang tsunami dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer dari gempa berkekuatan 7 SR atau lebih besar.
Karena kemungkinan tsunami, masyarakat di pantai selatan Banten harus mengungsi secara mandiri jika terjadi gempa berkekuatan 7+.
Untuk mengurangi risiko bencana tsunami tanpa menimbulkan terlalu banyak korban maupun kerugian material, dia mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di pesisir selatan Banten.
Kampanye ini bertujuan agar masyarakat pesisir dapat memprediksi kapan gempa bumi dan tsunami akan terjadi dengan mengevakuasi diri ke ketinggian dan aman tanpa menunggu sirene.
BMKG juga melakukan kegiatan “Go to School” dan Sekolah Lokasi Gempa (SLGs) untuk memberikan pengetahuan kepada siswa dan masyarakat tentang bagaimana membantu diri mereka sendiri jika terjadi gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, BMKG juga memasang tiga perangkat sirine di pesisir selatan Banten, antara lain Pantai Labuan, Pasauran, dan Panimbang.
Namun, BMKG mengundang perusahaan swasta di Banten selatan untuk memasang sirine secara mandiri.
Pasalnya, PLTU Labuan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten sudah memasang sirine dan bisa terhubung dengan masyarakat pesisir.
Tombol pengoperasian sirine dipegang oleh BPBD Banten dan akan berbunyi dalam radius 5 km jika terjadi gempa kuat.
“Kami berharap pihak swasta bisa memasang sirine di pesisir selatan Banten,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten lebak Febby Rizky Pratama telah memetakan jalur evakuasi menuju pantai selatan untuk menyelamatkan warga jika terjadi tsunami.
BPBD lebak telah memetakan jalur evakuasi Pesisir Selatan, meliputi enam kecamatan yakni Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah dan Cilograng.
“Kami memetakan 120 titik di enam ruas jalan agar warga bisa menggunakan jalur ini untuk menyelamatkan nyawa jika terjadi bencana tsunami,” katanya.
Berita tersebut disiarkan di GATRANEWSnews.com dengan tajuk: BMKG mengimbau warga pesisir selatan Banten waspada potensi tsunami