tangerang (GATRANEWS) – Hendra Fatoni, Direktur Jenderal Pengembangan Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri berharap kehadiran Asosiasi Perusahaan Pengelola Air Minum dan Sanitasi Seluruh Indonesia (APPAMSI) menjadi solusi bagi pengembangan pengelolaan air bersih dan sanitasi. bagi masyarakat di Indonesia.
“Penyediaan air bersih, air minum, dan sanitasi sangat penting. Namun, masyarakat masih kesulitan untuk mendapatkan ketiganya sekaligus. Ini menjadi PR besar bagi kita semua,” ujar Hendra yang pertama kali mengikuti APPAMSI Said (Munas) di tangerang, Rabu usai Musyawarah Nasional.
Baca juga: MUI Kabupaten tangerang menawarkan pembinaan kepada kelompok yang diduga aliran sesat
Dikatakannya, organisasi APPAMSI hadir sebagai upaya nyata memberikan pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Di luar itu, keberadaan organisasi yang beranggotakan penyedia layanan air bersih dapat memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang dihadapi oleh BUMD air bersih yang ada.
“Mudah-mudahan Musyawarah Nasional APPAMSI menghasilkan keputusan dan kebijakan serta komitmen bersama untuk terus meningkatkan akses air minum dan sanitasi untuk semua,” ujarnya.
Sementara itu, Ahmed Zaki Iskandar, Ketua Umum Aliansi Sanitasi Perkotaan Daerah (AKKOPSI), yang hadir dalam Munas APPAMSI mengatakan, kehadiran organisasi pengelola air ini sangat dibutuhkan untuk melakukan langkah-langkah intensif yang konkrit dan inovatif guna mendorong peningkatan sanitasi di tingkat nasional dan daerah Cakupan pelayanan air minum.
Pasalnya, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2020-2024, pemerintah menargetkan 100% rumah tangga memiliki akses air minum yang layak pada tahun 2024 yang meliputi 15% air minum aman dan 30% air minum perpipaan.
“Namun, lanjutnya, cakupan air minum yang layak kurang dari 5% selama tiga tahun terakhir. Oleh karena itu, langkah-langkah intensif dapat mendorong peningkatan cakupan layanan air bersih di tingkat nasional dan daerah,” katanya.
Sofyan Sapar, Ketua Dewan Penasihat APPAMSI menjelaskan bahwa Musyawarah Nasional memiliki rencana untuk menghasilkan modul pelayanan air bersih dan sanitasi, salah satunya Program Pelatihan RPAM (Program Pengamanan Air Minum), Program Pelatihan Standar Kualitas Air Kementerian Kesehatan ( Laboratorium Pengujian Kualitas Air), perumusan dan rencana aksi perubahan iklim (climate change) untuk pembatasan air baku dan prakiraan musim kemarau serta perumusan program tujuan pembangunan berkelanjutan dan rencana aksi.
“Semoga acara ini dapat menjadi salah satu wadah untuk mencari solusi di daerah masing-masing untuk mengelola sanitasi dan air bersih yang aman, baik, layak dan sehat bagi masyarakat, karena memiliki air bersih dan sanitasi yang baik tentunya taraf hidup di masyarakat akan naik, akan naik,” kata Sofyan.