serang (GATRANEWS) –
Seorang pekerja migran Indonesia (PMI), Nurcahyati (21), asal Kabupaten serang, Provinsi Banten, menjadi korban kekerasan majikan di Riyadh, Arab Saudi.
“Kami berharap para korban dapat dibantu agar bisa kembali ke rumahnya masing-masing,” kata suami Nurcahyati Nasrullah, 25 tahun, Rabu di kediamannya di Desa Wanaayasa, Kecamatan Pontang, Kabupaten serang.
Sebenarnya, dia ingin kembali ke Indonesia selama satu bulan masa kerjanya.
Ini karena majikannya sering memarahi dan menganiayanya secara fisik, seperti memukul wajahnya, menendangnya, dan menjambak rambutnya.
Ia juga melarang kontak dengan keluarganya di Indonesia.
“Saya menelepon istri saya sebulan yang lalu, tapi majikannya tahu, lalu tiba-tiba istri saya berteriak minta tolong dan memohon ampun,” kata Nasrallah.
Menurut dia, kekerasan terhadap istrinya yang dilakukan majikan direkam dengan membiarkan panggilan telepon berlangsung.
Juga, panggilan melalui whatsapp dimatikan oleh majikannya.
Nasrallah mengatakan istrinya mengatakan kepadanya bahwa kekerasan yang dilakukan oleh majikannya tidak manusiawi, dengan tamparan di wajah dan menjambak rambut.
Apa yang dilakukan majikan ketika istrinya menelepon keluarganya dan dia sedang istirahat.
“Kami berharap pemerintah dan serikat buruh migran bisa memulangkan istri-istrinya ke Indonesia,” katanya.
Sementara itu, orang tua Nurcahyati, Darbiyah, 41 tahun, yang juga seorang buruh migran, mengatakan Nurcahyati mencoba berkomunikasi dengan majikannya melalui telepon.
Namun, majikannya menanggapi dengan meminta sejumlah uang untuk memulangkan anaknya.
“Saya menelepon majikan, tapi saat itu majikan menuntut membayar denda 60 juta rupiah dan membolehkan mereka memulangkan anak itu,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini, dengan bantuan Serikat Pekerja Asing Indonesia, keluarga Nurkayati sedang berusaha memulangkannya ke Indonesia.
GATRANEWS lain, ia berharap mendapat bantuan dari pemerintah untuk bisa memulangkan keluarganya.
“Kami sangat prihatin dengan anak ini yang sering mengalami kekerasan oleh majikannya,” kata Darbiyah.
Berita ini dimuat di GATRANEWSnews.com dengan judul: PMI Banten menjadi korban kekerasan majikan di Arab Saudi