tangerang (GATRANEWS) – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemnlu) saat ini terus melakukan pemetaan jaringan untuk mencari dan mengevakuasi sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diduga korban tindak pidana Perdagangan Orang (TPPO). ) di Myanmar.
“Kami juga selalu melakukan pemetaan jaringan melalui KBRI untuk melihat sumber mana yang dapat memberikan informasi keberadaan WNI agar dapat segera dievakuasi,” Rina Komaria, Diplomat Muda Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI , kata Jum’at di tangerang.
Baca juga: Polisi Bandara Soetta Ungkap Kasus Perdagangan Delapan PMI ke Kamboja
Dia mengungkapkan, upaya komunikasi dengan pemerintah daerah terus diintensifkan untuk mempercepat proses penyelamatan dan pemulangan PMI dari negara yang dilanda konflik tersebut.
“Sejauh ini pihak berwenang setempat telah menindaklanjuti nota diplomatik tersebut. Namun, di Myanmar, polisi tidak bisa masuk atau memasuki provinsi tersebut,” ujarnya.
Ia juga mengakui adanya kendala dalam proses evakuasi WNI yang masih dikarantina di salah satu provinsi di Myanmar, serta sulitnya pemerintah Indonesia dan aparat keamanan setempat untuk memasuki zona konflik.
“Wilayah tempat warga negara Indonesia berada adalah wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak dan aparat sendiri tidak bisa masuk,” katanya.
Meski demikian, pihaknya akan terus mencari solusi untuk menyelamatkan jumlah WNI di Myanmar.
“Menteri Luar Negeri Ibu Retno LP Masudi secara intensif mengadakan pertemuan dengan duta besar kita di Bangkok dan KBRI Yangon agar kita bisa menyusun rencana bagaimana cara pembebasan WNI tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan evakuasi segera 20 WNI yang diduga diserang TIP di Myanmar.
“Kami berusaha untuk mengambil dan mengevakuasi mereka agar mereka bisa pergi. Kementerian Luar Negeri telah bekerja keras untuk mengevakuasi,” kata Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo mengatakan kementerian luar negeri terus berkomunikasi dengan otoritas Myanmar untuk memulangkan WNI. Presiden menyebut 20 WNI itu ditipu karena tidak mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan.
“Ini penipuan dan mereka dibawa ke tempat yang tidak mereka inginkan,” kata Presiden Joko Widodo.
Berita ini dimuat di GATRANEWSnews.com dengan judul: Kementerian Luar Negeri memetakan jaringan informasi WNI yang dievakuasi di Myanmar