Senyum cerah warga Rutan Utama Depok di Hari Kebangkitan Nasional

Hukum1 Dilihat
banner 468x60

Jakarta (GATRANEWS) – Meski Rumah Tahanan (Rutan) Nasional tidak selalu identik dengan Lapas, Rutan Utama Depok menjalankan berbagai program dengan memberikan keterampilan kepada penghuninya. Salah satunya adalah penyediaan pelatihan kewirausahaan, atau yang disebut sekolah taruna, yang dirancang untuk mempersiapkan narapidana menjadi pengusaha di waktu luang mereka.

banner 336x280

Fauzan (35 tahun) berdiri, dengan mata tajam dan ekspresi cukup gugup, dan menyerahkan secangkir kopi kepada staf Rutan Tingkat I Depok. Seolah ingin memastikan bahwa produk kopi yang dibuatnya sempurna.

Fauzan berseri-seri ketika seorang polisi berbaju batik biru di Rumah Tahanan Tingkat I Depok menyebut-nyebut Fauzan yang sudah keluar dari tahanan dan tak lama lagi bisa menghirup udara segar.

“Saya senang dan lega karena sebentar lagi saya akan bebas dan bisa berkumpul dengan keluarga, apalagi sekarang saya sudah bisa menjalankan usaha kopi dengan belajar di rutan tingkat satu Depok. untuk mengubah budaya kita (pendidikan narapidana) menjadi lebih baik dan bermanfaat ketika kita punya waktu,” kata Fauzan saat rapat di Rutan 1 Depok, Senin (22/5/2023).

Fauzan bisa membayangkan ditahan di Rutan Tingkat I Depok untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir. Dia mengakui bahwa dia merasa frustrasi dan putus asa karena pikirannya menjadi kosong dan dia tidak dapat menatap apa yang dia lihat sebagai masa depan yang tidak bersahabat. Saat ini, menurut Fauzan, dirinya dan narapidana lain tidak menyangka bisa membuat dan mengelola usaha kopi di Rutan Tingkat I DePauw. Farzan mengatakan bahwa ini adalah salah satu modal awalnya yang sangat berharga, yang dapat memulihkan hidupnya dengan lebih baik.

“Selama kami tinggal di Rutan Level 1 Debo, kami mendapat banyak pelajaran. Tentu saja, masa lalu adalah guru kami, dan kami bisa lebih berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan,” kata Fazan dengan percaya diri.

Sementara itu, Andy Gunawan, Kepala Rutan Tingkat 1 Depok membenarkan bahwa Rutan Tingkat 1 Depok telah banyak mengerjakan proyek. Tujuannya untuk memulihkan kehidupan dan mata pencaharian warga binaan.
Andi Gunawan, direktur Rutan Tingkat I Depok, sedang mempromosikan produk untuk warga binaan

Depok mengatakan: “Bagaimana proses ini membantu para narapidana memulihkan kehidupan mereka dengan memberikan keterampilan, mendorong mereka untuk memiliki harapan dan konsep yang tak terhitung jumlahnya sehingga mereka tidak merasa kosong dan siap menghadapi apa yang ada di depan.” Karutan Kelas I, Andi Gunawan di Kejanya saat ditemui .
“Saat ini warga binaan sudah memiliki usaha Kopi Krabu (Kreasi Anak Bui) yang dikelola warga binaan yang memang benar-benar berminat menjadi pengusaha,” tambah Andi.

Mantan Karutan Marabahan asal Kalsel itu mengatakan, syarat mengikuti pelatihan dan pembekalan kewirausahaan tidak sulit asalkan mereka (warga binaan) mematuhi aturan yang diberlakukan oleh petugas Rutan Tingkat 1 Depok. Andy mengatakan persyaratannya sangat sederhana, yang terpenting adalah hati dan disiplin. Partisipasi dalam pelatihan termasuk partisipasi dalam sepertiga dari masa penahanan.

“Mereka diberi kesempatan belajar seluas-luasnya, semua napi punya kesempatan yang sama, tinggal kita lihat bakatnya ada di mana.
Mebel, sablon, menjahit. Bahkan alat giling dan pembuat kopi dibuat oleh warga binaan,” jelas Andy.

Sembari memamerkan hasil karya beberapa warga binaan, Andy juga mengatakan bahwa pihaknya sangat intens melakukan pertukaran dengan pihak eksternal UKM dan Pemkot Depok. Andy mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan setelah mereka keluar atau menyelesaikan masa baktinya di Rutan, mereka akan dibekali dengan ilmu yang diperoleh selama di Rutan.

“Rutan Tingkat 1 Depok menjalankan beberapa program pelatihan agar mereka tidak bosan selama penahanan massal, dan untuk merek kopi Krabu yang dibuat oleh warga binaan Rutan Tingkat 1 Depok kami telah bekerja sama dengan Dirjen Penjara. Hak dan Paten,” pungkas Andi.

Andy menambahkan, pihaknya berupaya memanusiakan manusia berdasarkan arahan dan arahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Hal itu dilakukan dengan menghapus citra Rumah Tahanan (Rutan) Negara yang dulu dianggap tempat yang mengerikan. Sebab, kata Andy, rutan kini berubah fungsi dan menjadi tempat pendidikan dan pelatihan narapidana.

Andy menyimpulkan: “Itu salah satu tujuan kami agar ketika narapidana pergi dan dinyatakan bebas, mereka dapat memulai bisnis mereka sendiri tanpa bergantung pada keluarga mereka dan menjadi manusia yang lebih baik.”

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *