cilegon, Banten (GATRANEWS) – Selama tahun 2023, Kanwil Imigrasi Kategori II TPI cilegon telah menolak atau menunda WNI yang diduga melakukan perjalanan yang tidak sesuai dengan tujuan, ungkap Deny Firmansyah, Kepala Imigrasi Kategori II TPI cilegon.
“Saat ini ada sebanyak 150 orang yang menunda penerbitan paspor pada tahun 2023, yang masih spekulasi. Mengenai peningkatan kasus TTPO, untuk menindaklanjuti, jika warga ingin bepergian ke luar negeri dan menjualnya di sana, kami akan memberikan nomor telepon,” katanya di Chicago pada hari Selasa. kata Legon.
Danny mengatakan wisata luar negeri yang paling diminati adalah Vietnam dan Kamboja.
“Sementara untuk 150 orang, tujuan travel terbanyak adalah Malaysia dan Arab Saudi,” ujarnya.
Penolakan terus berlanjut, dan ketika banyak tuntutan diajukan selama wawancara, mereka yang terlibat terlalu gugup untuk memberikan jawaban.
”Ini baru hipotesa, karena dilihat dari ciri usia muda, kurang ikhlas, dan tidak bekerja di luar negeri. Kalau tidak masuk jaringan TTPO, mereka datang lagi dan minta paspor, tapi baru sekarang menghilang,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, rata-rata alasan melalui TTPO pasti finansial, artinya mereka ingin mencari pekerjaan di luar negeri tapi tidak melalui proses yang benar.
“Kebanyakan dari mereka datang untuk proses wawancara langsung dan bilang mau masuk jaringan, dan kami langsung bilang tidak. Jadi, dalam 6 bulan terakhir, kami tolak dan tunda 150 orang,” ujarnya.
“Kami sudah membentuk gugus tugas pencegahan TTPO di kantor regional kami dan memberikan bukti dari pelaporan Januari-Juni kami, yang berarti kami telah mengambil tindakan pencegahan tetapi belum benar-benar mengeluarkan publikasi,” tambahnya.
